Feeds:
Pos
Komentar

Archive for November, 2013

Jadwal Padat Jadwal Padat

Izinkan saya berteriak dahulu.
HUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUWWWWAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!
terimakasih ._.
ah maaf sampai lupa menyapa para pembaca “random” :”D
Assalamu’alaikum…
bagaimana kabar kalian?
Alhamdulillah saya baik-baik saja disini.. heheee
Kali ini saya ingin bercerita sekaligus memberikan sebuah pelajaran penting (oke lebay bangett)
Hari ini, jam 5 :43 sore saya baru saja pulang dari kampus.. Super capek yang pasti..
Karena sabtu ini jadwal saya super padatttdattdattdatttt
bayangkan!!!
dari pagi ikutan seminar..siang nya ketemu teh ninu..dan hampir jam 3 tadi saya lari-lari bareng sobat saya Jannah (ini nih kalau mau tau orang nya >> Jannah Chie Cutez Th3a :v desain wordpress dia kece badai -___-; *iri). Saya dan Jannah berlari demi mengejar materi(?). Ada sebuah acara yang harus kami hadiri, acara penting yang dari awal kami belum pernah datang kesana. Acara yang dilaksanakan oleh salah satu UKM di kampus yang kami cintai *superlebay.

Dan disana kami disambut oleh Kang Aj*uz yang terlihat serius dengan notebook nya duduk didepan pintu. Saya dan jannah mengatur nafas, dan tiba-tiba Kang Aj*uz berkata bahwa “minggu depan aja masuk nya” yang secara tidak langsung kami artikan sebagai pengusiran secara halus dan nyelekit=_____=;. Kami syok berat *eeaa, sudah lari-lari kesini dan ternyata di suruh pulaaang D”: kan sedih banget tuuuuh.. Pada akhirnya kami negosiasi dengan Kang Aj*uz dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Akhirnya Alhamdulillah kami di izinkan untuk masuk, dengan syarat tidak boleh lagi izin untuk tidak ikut acara dan tidak boleh lagi datang terlambat (karena memang saya dan Jannah datang jam 3 kurang dikit, sedangkan acara dimulai dari jam 1 .___. *ngaku bersalah) Saat itu pula kami belajar, bahwa manajemen waktu begitu penting, terutama saya dan jannah itu masih terbilang mahasiswa baru yang masih belum bisa mengatur waktu se-super mungkin agar dapat dijalankan dengan ter-arah.

Dari Kang Aj*uz yang kelihatannya kesel banget tadi (maaf ya Kang Aj*uuuuuuuzzzzz D”:) kita belajar untuk tidak ngaret lagi dan belajar untuk bisa memprioritaskan waktu dengan baik. Tadinya saya dan Jannah akan berterimakasih kepada Kang Aj*uz sebanyak-banyaknya. Dikarenakan kita adalah anak unyu-unyu nan pemalu *ehm, maka akhirnya kita tidak bisa mengucapkan terimakasih banyak kepada beliau :”).

Alhamdulillah :”D Terimakasih Kang Aj*uuuuuuuuuzzzzz :”D sudah mengizinkan kami masuk, sudah mengizinkan kami untuk bisa mendapatkan separuh materi yang super bermanfaat dan mengizinkan kami untuk bisa tetap bergabung dengan UKM Super iniiiiii X”D
Dan juga kepada Teh Dea yang dengan baiknya masih mengajak kami untuk ikuttttt tanpa Teh Dea pun kami tak tau harus bagaimana nanti kedepannyaaaaaaa :”D *nangis
weheheeee~

Kemudian saya membaca isi blog dari Kang Aj*uz yang memang beliau sendiri menyemangati kami para anggota baru UKM. Dan dari tulisanya di blog lah saya sadar bahwa begitu penting nya acara yang saya hadiri tadi. :”)) *huwwwaaaa

dan pelajaran yang bisa didapatkan adalah…
1. atur waktu atur waktu atur waktu dengan baik!
2. pikirkan prioritas!
3. harus berterimakasih!
4. biar telat yang penting dapet materi. tapi daripada telat mending IN TIME(datang sebelum waktu mulai acara)!
5. tetap berjuang sampai akhir meski dengan cara yang buat lelah!
6. bersemangat dalam menggapai sesuatu!
7. LALALA YEYEYE ! (ini apa sih =_=; )

NAH! selamat berjuang bagi kalian yang disanaaaa πŸ˜€
Wassalamualaikum πŸ˜€
HAMASAH!

Read Full Post »

Gelas Kosong

gelas kosong
minta di isi
dengan air
apapun itu
air mineral
jus mangga
jus alpukat
es buah
kopi
teh
soda

gelas kosong
dia hanya ingin
dirinya terisi
dengan apapun

bukan tanah
potongan rumput kering
atau
tumpukan pasir pantai

gelas kosong
berdenting keras
minta di isi
bagaimanapun
dia sedang merajuk
memohon
mengadu
bahwa dia
ingin dirinya
terisi

gelas kosong
terus berdenting
tak henti
tak berperi
berharap
bahwa kekosongan itu
berganti
menjadi apapun

gelas kosong
hanya ingin di isi saja
karena
hidupnya hanya sebentar
setelah tubuhnya retak
ia tak sanggup
ia tak akan lagi kuat
menopang isi
yang ada dalam dirinya

gelas kosong
retak
terbelah
terpecah
hal itulah
yang begitu
dia takutkan
sedari dulu
sejak ia
diciptakan

“tuangkan sesuatu
kepadaku
aku mohon”
teriak gelas kosong

ia tak sanggup lagi
tak tahan lagi

pada akhirnya
seorang baik hati
menempatkan satu
satu tangkai bunga
bunga berwarna jingga
yang berkilauan
dikala matahari
menyapa kelopaknya
yang cantik
yang menawan

gelas kosong
kini terisi
dengan seperempat air
dan satu tangkai bunga

gelas kosong
dia berembun
dia sedih
sedih karena bahagia

dirinya kini terisi
oleh sesuatu yang begitu indah
meski bunga itu akan layu
meski bunga itu akan jadi kelabu
namun
gelas kosong
tetap bersyukur
bahwa dirinya
masih dibutuhkan
sebelum retak
sebelum terbelah
sebelum terpecah berkeping

gelas kosong
minta di isi
gelas kosong
butuh di tuang
gelas kosong
begitu kesepian
tuangkan air
tuangkan soda
tuangkan teh
apa saja
asalkan dia
terisi

flower-distortion-103816059

Water_Shortage_by_dancingelf

dan bunga jingga merasa bahagia..
dirinya tak perlu dibungkus
tak perlu di ikat dengan bunga berwarna lainnya

ia tetap bahagia
meski ditempatkan dalam sebuah benda
yang meskipun mudah retak
mudah terbelah dan terpecah

meski pun bunga jingga hanya sebagai penghias
disudut kamar ia ditempatkan
bersama benda yang sebelumnya kesepian

meski nanti akan layu
meski nanti akan mati
meski kelopak indah nya akan gugur
bagi bunga jingga
inilah jalan hidupnya
bukan kah tak ada yang abadi di dunia ini?

dari bunga jingga lah gelas kosong mendapat pelajaran
disaat kosong akan terisi
disaat terisi akan kembali kosong
itu hidup
itu jalan
seperti itu
bergantian
satu sama lain
berubah
tetap sama
berkesinambungan

hidup dan mati

Read Full Post »

Detak Jantung

Take_My_Heart_by_since91

Kepada saudariku yang tengah jatuh hati

Ya ukhti, saudariku..
Kala itu jantungmu berdetak tak karuan
Ketika sosoknya terlihat dalam ruang pandangmu

Tak hentinya engkau ber-istighfar
Tak hentinya kau menarik nafasmu untuk membuat detakan jantungmu kembali seperti seharusnya
Tak lama kau mengalihkan pandanganmu
Ke arah dimana kau tak akan lagi melihat sosoknya

Dia yang setiap harinya membuat jantung berdetak cepat
Dia yang setiap kali membuat nafas terhenti sejenak
Dia yang kau harap tak akan lagi mengganggu pikiranmu

Kau selalu berpikir wahai saudariku
Adakah ia memikirkanmu saat kau memikirkannya
Adakah ia melihatmu saat kau mengalihkan pandangan darinya

Saudariku..
Kayuhlah bidukmu menuju muara yang seharusnya

Disaat itu
dalam perjalanan..
ku tau..
bahwa banyak ilalang tinggi
yang menghalangi bidukmu untuk berlayar

Namun, dengan semangatmu wahai saudariku
Kau bisa kembali menyingkirkan ilalang itu
Tanpa Ragu
Dengan Pasti
kembali kau lanjutkan perjalananmu…

Bersemangatlah dirimu dalam meraih cinta Allah
Cinta abadi yang akan membawamu menuju-Nya
Melihat-Nya
Bersama-Nya
Dalam keabadian yang bukan sebuah tipu belaka

Read Full Post »

Hati yang Teduh

heart_of_autumn_by_soulofnovember-d33j6d1

Hati yang teduh
Saat aku tunduk akan perintah Allah
Menjauhi apa apa yang dilarang-Nya
Melakukan apa apa yang diperintahkan-Nya

Ada satu anak tangga yang harus aku naiki
Harus aku tempuh untuk bisa melangkah pada pijakan yang selanjutnya
Tapi aku terlalu takut untuk sekedar mengangkat kaki ku
dan menyentuhkan ujung jari kaki ku pada tangga itu

Namun, ada suatu kekuatan yang menggiringku untuk berani
Berani melangkah pasti untuk menaiki satu anak tangga itu
Sebuah kekuatan luar biasa yang Allah anugerahkan kepadaku
Yang bahkan aku pun tak berani menafsirkannya disini dengan kata-kata

Kekuatan dari Allah untuk meneguhkan hati
Kekuatan dari Allah untuk bisa meluruskan niat terlebih dulu
Ingin rasanya menangis
Hanya ucap syukur yang bisa terungkap dari jari yang sedang mengetik ini

Dari dulu aku sudah memimpikan hal ini
Aku hanya takut bahwa aku akan lari dari sana
Lari karena tak kuat
Lari karena tak mampu tepatnya

Hati yang teduh
Begitu ingin ku miliki hati seperti itu
Yang senantiasa bertaut pada Sang Illahi
Untuk bisa melihat wajah-Nya kelak

Hati yang teduh
Berawal dari pandangan yang tertunduk
Dan pikiran yang selalu disibukkan tentang-Nya
Langkah pasti yang yakin bahwa Dia akan dekat dengan ku

Hati
yang
teduh
teduh
teduh
teduh
Dimana aku bisa bernaung dibawahnya
Dibawah keteduhannya yang menenangkan hati, pikiran dan jiwa
Aku menantikan waktu itu tiba
Dimana aku yakin akan pilihan ku

Aku menantikan dimana tiap nafasku menyebut nama-Nya
Dan tiap ayat selalu mengingatkanku kepada-Nya yang begitu mengasihi aku meski aku buta akan ilmu
Aku menantikan saat bertemu dengan-Nya
Bertemu dengan kecintaan yang membara dihati
Mengenal-Nya lebih dekat

Hati yang teduh
Hati yang teduh
Ya
Hati yang teduh
Seperti dedaunan berwarna coklat yang jatuh ke atas tanah yang basah
Ikhlas
Tak protes
Dan daun itupun tau
Meski dia jatuh keatas tanah
Dia masih tetap memberikan manfaat terhadapnya

Read Full Post »

Kembali Hidup

Aku meragukan sendiri keberadaan temanku yang satu itu. Sudah 3 bulan dia menghilang tanpa kabar. Banyak isu yang tersebar di kalangan teman komunitas sastra ku semenjak kepergiannya yang entah kemana. Hanya sepucuk surat yang dia berikan kepadaku sehari sebelum dia pergi.

“Aku merasa bahwa aku telah mati. Aku ingin hidup kembali, Imara. Aku ingin hidup kembali dan merasakan apa yang harusnya aku rasakan sedari dulu. Sebuah nafas kebebasan. Aku tak bisa lagi bergabung dengan komunitas sastra yang kau gembar – gemborkan bisa memberikan aku kehidupan yang sebenarnya. Disana malah aku temukan sekumpulan makhluk aneh dengan wajah yang sok serius dan sikap nya yang begitu apatis terhadap keadaan sekitar termasuk aku. Imara, maafkan aku. Tapi aku tak takut untuk berkata bahwa aku benar-benar merasa aku lebih terkekang dalam komunitas itu. Seperti di ikat oleh tali temali yang kuat, dan aku ditarik oleh nya tanpa ampun dan jeda. Aku lelah berada disitu. Minggu kemarin. Aku ingat sekali. Bahwa si rambut gimbal itu memberikan aku sebuah prosa. Dan aku begitu merasa tersinggung dengan apa yang dia ungkapkan. Dalam prosa nya seakan dia memberitau aku bahwa karya ku akan dia telanjangi dan ubah sedemikian rupa. Dan dia bersajak bahwa aku hanya katak hutan yang buta, tak bisa bersuara lantang di tengah hutan yang rindang. Segala perkataan busuk yang dia ungkapkan begitu menyebalkan. Aku tak sanggup lagi, hingga rasanya ingin aku mengayunkan pisau kelehernya, setelah itu memotong rambut jelek yang selalu dia bangga-banggakan dan melemparkan rambutnya itu tepat diwajahnya yang hancur karena aku cabik. Hatiku sakit. Ditambah dengan perasaan berkecamuk yang meminta aku untuk hidup kembali. Aku hanya bisa menuliskan ini untukmu. Terserah padamu, jika kau mau membacanya dihadapan kawan-kawan apatis mu itu silahkan saja. AKU TAK PEDULI. Biarlah dia si gimbal itu merasa khawatir akan rambutnya yang akan aku potong dan wajah buruk rupa nya yang akan aku cabik. Selamat tinggal, Imara. Aku akan mencari keabadian diriku yang telah mati ini!”

Sesaat setelah surat ini aku baca. Aku tidak merasa bahwa dia benar-benar serius akan membunuh si gimbal, Binyan. Tapi ternyata, sebulan kemudian aku mendapat kabar bahwa Binyan tewas terbunuh. Dengan keadaan yang hampir mirip seperti isi surat temanku itu. Aku sempat melihat mayat Binyan di ruang mayat rumah sakit. Rambut gimbalnya terpotong kasar hingga kulit rambutnya sobek. Wajahnya hancur tak berbentuk. Jika bukan karena rambut gimbal dan kaus hitam bergambar singa yang sering dia pakai–aku tak akan mengenalinya. Jari-jari tangannya patah dan sebagiannya hampir putus hingga tulang nya terlihat, aku tidak ingin muntah saat melihatnya. Tapi setelah melihat bahwa perutnya robek, dan paha nya tercabik kasar, perutku mual. Apalagi saat polisi menceritakan spekulasi nya terhadap apa yang dilakukan si pelaku.

Aku masih tak percaya jika temanku itu yang membunuhnya. Bahkan polisi masih belum tau siapa kah pembunuhnya. Aku tak memberikan surat itu pada polisi. Aku khawatir temanku itu akan merasa bahwa dia akan lebih terkekang dan terikat lagi. Ah entahlah.

Sejak 6 bulan kepergian temanku itu, sudah banyak kasus diantara teman komunitasku. Banyak yang mati dengan cara yang sama seperti si gimbal Binyan. Dengan pola sayatan yang sama ditubuhnya. Begitu teliti dan rapi rencana nya. Dan yang tersisa kini hanya beberapa orang yang aku kira memang mereka tak memiliki masalah dengan temanku yang kini masih menghilang tak tau kemana itu. Dan mereka sedikit demi sedikit keluar dari komunitas sastra, dan memilih komunitas lain yang akan menyelamatkan nyawa mereka. Hanya tersisa aku sendiri yang kini duduk di bangku panjang terbuat dari bambu. Terduduk kaku sambil membaca ulang isi surat temanku itu.

Sambil melamun, aku mulai menuliskan puisi di secarik kertas. Menuliskan kekecewaan ku atas apa yang terjadi, menuliskan kesedihan ku akan kepergian teman-teman komunitas ku yang begitu tragis, menuangkan amarahku pada dia yang menghilang, melucuti kekesalanku yang memuncak karena dia. Hampir pada kalimat terakhir yang ingin aku tulis. Sesosok pria yang tinggi menarik tubuhku dan memelukku erat. Sangat erat hingga aku hampir tak bisa menghirup nafasku. Tubuh pria itu begitu wangi, aku kenal wangi ini.
“akhirnya kita berdua, Imara.” katanya lembut, aku kenal betul suara ini. Suara dia yang menghilang. Suara yang aku takuti sekarang.
“ingin kuceritakan kepadamu, pengalaman dalam perjalananku mencari hidup.” katanya lagi dan mulai mempererat pelukannya. Tubuhku bergetar takut
“hanya kamu yang mengerti perasaan ku, Imara. Andaikan kita benar-benar bisa bersatu. Aku mencari kehidupanku. Aku mencari arah. Akhirnya aku menemukan sesuatu yang memperkuat pemahamanku. Hingga akhirnya kubulatkan tekad untuk mulai sedikit-demi-sedikit membuat seseorang kehilangan apa yang dia takutkan untuk hilang. Aku mulai dari si gimbal jelek, aku memilih dia sebagai yang pertama karena aku membenci dia. Aku tau dia mencintaimu, bahkan akan memacari mu. Maka aku buat dia mati, dengan cara yang pernah aku jelaskan padamu melalui surat yang aku berikan, dan aku tau kau melihat mayatnya kan? Kenapa? Harusnya kau mencari aku! Bukan melihat mayat busuk itu!” dia kesal, aku takut.
“Dan lagi aku membunuh yang lainnya, karena kekesalanku terhadapmu. Harusnya kau sadar dan mengerti! Bukan hanya berulang-ulang membaca surat yang aku berikan kepadamu! Aku benci perasaan suka ini! Aku benci bahwa tau ternyata aku tidak mati! Aku hidup! Ya ! Aku hidup dalam kekangan mu! Dan harusnya kaulah yang aku bunuh untuk pertama kali nya!” dia melepaskan pelukannya dan menatapku sinis, dada nya turun naik akibat nafasnya yang tak teratur karen marah. Seakan terhipnotis aku hanya bisa memandangi matanya yang terlihat seperti tanpa dosa.

Sesaat, semua menjadi gelap. Aku membuka mataku lagi dan merasakan sesuatu dimulutku. Darah. Mengucur deras dari keningku. Pipiku tersayat, rasanya perih. Ku lihat dia menggenggam tanganku sambil menitikkan air mata penyesalan dan kekesalan. Akhirnya dia menusukkan pisau di perutnya dengan tangan kiri dan masih menggenggam tanganku. Mulutnya menganga dan mengeluarkan darah yang membasahi tangan kiri ku. Aku terdiam dan merasa pusing. Aku dan dia mati konyol. Aku dan dia mati dalam keadaan seperti ini. Menaruh kesal dan benci. Aku pun mati, dengan umpatan yang terluap di hatiku. Sebelum dia menghembuskan nafas terakhir dia berucap, “Aku akan hidup kembali” lalu tersenyum puas kearahku yang juga mulai kehabisan nafas.

Dan aku tak akan bisa hidup kembali. Dan aku akan tertahan di neraka. Karena mati konyol dalam keadaan aneh seperti ini.

Read Full Post »

Assalamu’alaikum
Hai kawan πŸ™‚
hari ini dari jam 4:51 sore saya akan mengetik tentang Kasih Sayang..dan cakupan saya adalah orang tua..
siapa sih yang tidak tau orang tua? meskipun dia lahir tanpa orang tua, tapi pasti dia tau bahwa dia lahir dari cinta kasih dua insan..
Saya sangat sayang Ibu dan Bapa.. Beliau lah yang membesarkan saya, mendidik dan membimbing saya hingga sekarang ini. Rasa nya sedih jika saya harus pergi karena waktu saya sudah habis di dunia ini sedang saya belum memberikan apapun pada Ibu dan Bapa yang begitu mengasihi saya, apapun ada nya diri saya.

Kamu sayang orang tua kah? Sepenuh hati? melebihi seseorang yang kamu sebut kekasih? πŸ™‚
Bahkan Ibu dan Bapa lebih menyayangi kita terlebih dahulu bahkan sebelum kita lahir daripada “dia” yang kau panggil “sayang” dan “pacarku” setiap hari nya.
Ibu saya terlahir sebagai seorang piatu, Ibu nya Ibu yang saya panggil Nnek, meninggal karena kanker serviks saat Ibu masih kecil. Jika mendengar cerita Ibu, saya ingin menangis. Saya bersyukur masih memiliki Ibu di umur saya yang sudah tua ini :”)

Dulu saat saya masih SMP, saya selalu di antar Bapa ke sekolah. Dan sebelum ke sekolah, kami menyempatkan diri untuk menjenguk Ndah, Ibu dari Bapa.
Ndah sakit karena sudah tua yang menyebabkan beliau tidak bisa berjalan, dan harus duduk di kursi roda. Hingga akhirnya Ndah hanya bisa terbaring di tempat tidur karena memang Ndah sudah begitu tua umur nya.
Karena jarak SMP saya dekat dengan rumah Ua saya yang merawat Ndah, maka saya dan Bapa selalu menjenguk Ndah tiap pagi nya. Bapa selalu memeluk Ndah tiap kali datang, dan Bapa selalu menyuruh saya untuk mencium kedua pipi Ndah sambil berkata, “Ndah, dinda udah mau UN. doain ya Ndah supaya lulus.” dan saat itu kedua mata Ndah yang sudah sayu itu menitikkan air mata. Melihat sosok cucu nya yang sekarang sudah SMP lagi.

Saya yang dulu pernah membuat gigi Ndah copot karena tak mau diam. Saya yang dulu sering menangis karena tidak mau ditinggal Ibu dan Bapa di rumah Ndah. Saya yang dulu selalu merepotkan Ndah. Semua berputar di pikiran saya.

Dan bapa selalu bercerita pada saya, kehidupan Bapa dahulu waktu masih kecil. Kata Bapa, untuk kuliah saja Bapa harus berpikir dahulu. Karena tidak ada uang yang bapa miliki. Bahkan untuk membeli sepatu baru adalah hal yang sangat sulit. Dan ketika keluarga kami makan dengan Nasi, tahu dan kecap, Bapa selalu berkata, “Bapa sering makan ini sama Ndah dulu..diaduk..enak teh..”

Bapa..Ibu..
Ibu..Bapa..

Sekarang mari pikirkan dan renungkan…
Kita tidak akan tau seberapa besar cinta kasih sayang kedua orang tua kita kepada kita…

Begitu sulitnya mencari uang hanya untuk membelikan kita sekotak susu..
Begitu sulitnya mencari uang untuk kita hanya agar anaknya bisa bersekolah tinggi..
Dan kita selalu lupa..dan kita selalu melawan beliau..
Dimata kita beliau selalu salah dan kuno..
Padahal dimata beliau kita adalah permata berharga yang tak bernilai yang beliau miliki..
Sungguh terpukul hati beliau tatkala anak-anak yang mereka kasihi terluka dan tersakiti..
Namun kita tak pernah peduli saat hati beliau sakit karena kata-kata kasar yang kita lontarkan hanya karena kekesalan yang sebenarnya sanggup kita tahan..

Sekarang, sayangilah kedua orang tua kita…
Ucapkan lah kata-kata yang membuat hati beliau sejuk..
Berbuatlah perilaku yang membuat hati mereka tentram..
Pandang lah beliau dengan tatapan penuh kasih dan sayang..
Genggamlah tangan beliau yang dulu pernah menggenggam tangan kita saat kita pertama kali memasuki gerbang sekolah..
Ciumlah pipi beliau dengan lembut, bukti kecintaan kita kepada beliau
jadilah anak Soleh dan Solehah..
Berdoalah untuk beliau sehabis sholat..Doakan yang terbaik untuk beliau..

Taukah kamu.. Ibu begitu merasa lega ketika kita terlahir ke dunia sembari mendoakan yang terbaik bagi kita putra nya..
Taukah kamu.. Ibu dan Bapa begitu khawatir saat anak nya beranjak remaja. Khawatir jika sang anak yang mereka cintai kenapa-napa akan dunia remaja nya..
Taukah kamu.. Bapa akan menangis saat kita sebagai anak perempuan nya menikah.. Karena disisi lain, Bapa harus menyerahkan tanggung jawabnya kepada suami kita kelak.. Dan mempercayakan kita kepada suami yang menikahi kita..

Sebagai Renungan..yuk mari kita baca sepucuk surat dari Ibu dan Bapa kita untuk kita πŸ™‚

1425658_594284077293208_1465445205_n

Read Full Post »