Kaca tembus pandang dihadapan anak itu tampak begitu lebar dari biasanya. Seakan melebarkan dirinya sendiri agar gadis kecil berkuncir kuda itu dapat leluasa memandangi ikan-ikan yang berenang di dalamnya. Pemandangan didalam akuarium besar tampak begitu menakjubkan dimata anak umur 4 tahun itu.
“Ayah, itu ada ikan mirip layang-layangnya Kakak. Namanya Ikan Pari ya Ayah?” seru sang anak dengan wajah berseri ketika Ikan Pari berenang dihadapannya. Ayah mengangguk dan mengelus kepala anaknya.
“Hebat, Salamah bisa kalau yang tadi Ikan Pari. Kalau yang itu ikan apa coba?” tunjuk Ayah pada sebuah Ikan yang berwarna jingga dengan belang putih. Salamah meletakkan tangannya didepan kaca tembus pandang sambil mengingat nama ikan yang ditunjuk dalam memori otaknya.
“Apa ya yah? Salamah lupa.” ucap Salamah kecewa karena tak bisa menjawab pertanyaan Ayah. Ayah tersenyum dan agak berjongkok agar sejajar dengan tinggi Salamah.
“Namanya Ikan Badut. Lucu kan?” hibur Ayah sambil menunjuk ikan jingga belang putih ang kini menari-nari dengan ikan lainnya. Salamah tertawa riang, “Ooh namanya ikan badut ya yah?, pantas saja Salamah bisa tertawa ketika melihatnya, dia lucu sih! kayak badut! hihiii.” Ayah ikut tertawa cekikikan. Pengunjung lain melirik kearah mereka dengan tatapan aneh, melihat seorang ayah dan anak yang tertawa cekikikan ditengah pengunjung bermata sipit lainnya.
“Yuk, kita lanjutkan jalan-jalan di dalam lautnya.” ajak Ayah kemudian menggandeng tangan Salamah yang mungil. Sambil melompat riang, Salamah terus menunjuk ikan yang ia tau namanya. “Ikan buntal! Ikan ekor kuning! Ikan cantik! Ikan manis! Ikan tembem! Ikan hitam manis!” teriak Salamah gembira. Ayahpun ikut bergembira. Liburan kali ini mungkin termasuk liburan yang tidak Salamah inginkan, tapi Alhamdulillah ia tetap bahagia karena ada Ayah disampingnya.
Sebelum berangkat ke akuarium raksasa, Salamah agak ngambek karena yang ia inginkan adalah liburan ke peternakan. Sayang, karena tempatnya terlalu jauh maka ayah menolak dengan halus keinginan Salamah itu. Untunglah, Salamah anak yang baik dan penurut, akhirnya acara ngambeknya hilang dan berganti menjadi kegembiraan karena bisa berlibur bersama ayah di Yokohama Hakkeijima Sea Paradise. Salamah awalnya bosan selama diperjalanan, namun tak lupa ayah membawakan buku ensiklopedia yang Salamah sukai.
Sudah lebih dari 2 jam ayah dan Salamah berkeliling melihat berbagai jenis ikan dan atraksi yang ada. “Ayah, lain kali kita ajak Kakak ya. Ajak nenek juga kesini.” bisik Salamah pelan dalam gendongan ayah. Ayah tersenyum mendengar ucapan anak bungsunya itu. “Insyaa Allah, kita ajak Kakak ya kalau Kakak tidak sibuk. Kita ajak juga nenek kalau nenek kuat jalan jauh ya. Kalau mau, musim semi nanti kita makan-makan dibawah pohon sakura ya.” hibur ayah. Ayah tau, pasti Salamah kecewa berat karena Kakak dan Nenek tidak ikut melihat ikan-ikan cantik hari ini.
“Ibu. Salamah kangen Ibu yah.” bisik Salamah lagi. Kalimat terakhir itu membuat ayah terdiam. Ayah juga sangat merindukan ibu. Jika ibu ada mungkin ayah yang menggandeng tangan kanan Salamah dan ibu menggandeng tangan kiri Salamah. Jika ibu ada, mungkin ibu juga tersenyum melihat ikan-ikan itu. Tapi, kata “jika” hanyalah bayangan semu. Ibu tak akan bisa kembali. “Ucapkan selamat tinggal pada ikan-ikannya.” kata Ayah. Salamah mengangkat kepalanya dari bahu ayah dan melambaikan tangannya tanda perpisahan.
————————————————–
Pengen nulis karena tugas numpuk :<
Nulis karena emang lagi bosen ngerjain tugas :<
mending bosan tapi pelampiasannya nulis,
daripada bosan pelampiasannya melakukan sesuatu yang tidak jelas seperti ngitung benang karpet :”<
Setelah nulis lanjutin lagi ngerjain tugasnya :<
eh terjebak di artikel yang memuat tentang Jepang :<
keasyikan baca, dan buka artikel lainnya lagi .__.
ku terjebak~ di ruang artiiikeeeelll~ *nyanyi ceritanya.__.*
Tugas nya…. baca2 buat besok presentasi.__.
Merasa sok pinter dan sok bisa jadi ngga baca2 ulang
Padahal sejujurnya aku tak mengerti beberapa poin (padahal itu seluruhnya)
Hatiku rapuh hanya membacanya saja
Membayangkan wajah dosen yang mirip dengan sosok kontroversial abad ini di Indonesia
Eh, ngebayangin doi yang lain-__-
Udah deh cerita diatas terinspirasi dari seseorang dan seorang anak
BTW, anak kecil dicerita itu pokoknya imut banget wajahnya
Neneknya yang selalu nyisir rambutnya dan kepang rambutnya, kuncir kuda sih seringnya
Ayahnya keren gitu pakai kacamata dan ke-bapak-an
Kadang mereka naik sepeda bareng
Kakaknya anak paling ganteng, karena emang satu-satunya anak cowok hee